Bisnis

Cara Meminimasi Kerugian Dalam Saham

Menghindari Kerugian Dalam berinvestasi saham, risiko mengalami kerugian adalah hal yang tidak mungkin kita sangkal. Anda mungkin pernah mendengar, membaca, atau apalagi...

Written by Ackles · 4 min read >
kerugian saham

Menghindari Kerugian

Dalam berinvestasi saham, risiko mengalami kerugian adalah hal yang tidak mungkin kita sangkal. Anda mungkin pernah mendengar, membaca, atau apalagi merasakannya sendiri kerugian yang bisa saja terjadi di pasar saham. Peristiwa-peristiwa kerugian ini pun yang bisa membuat berbagai calon investor was-was untuk berinvestasi di pasar saham.

Namun seandainya kita coba berpikir apa penyebab seseorang bisa merugi dengan nominal yang tidak sedikit, maka kita bakal mendapatkan bahwa investor tersebut barangkali belum cukup punya ilmu untuk modal dasarnya di dunia pasar modal.

Seorang investor, tak sekedar membekali diri dengan berbagai teknik dan metode analisis, juga butuh kesiapan secara psikologis dalam menghadapi risiko pasar modal. Sehingga dapat minimalisir kerugian saham.

Secara umum, sebenarnya berinvestasi saham punya risiko yang relatif kecil. Jika rugi, semestinya risiko itu bisa ia kontrol. Potensi untuk merugi tetap selalu ada dalam investasi saham, namun hal tersebut semestinya bisa kita minimasi. Bagaimana caranya? Mari kita liat pembahasan berikut.

1. Jangan Menggunakan ‘Uang Panas’

Uang panas di sini maksudnya adalah uang yang bakal langsung Anda butuhkan untuk menggunakan dalam jangka waktu dekat, seandainya uang untuk membayar pinjaman cicilan jatuh tempo, untuk membayar premi asuransi, atau untuk membayar uang sekolah, dan lain-lainnya.

Jika Anda tidak punya uang yang Anda alokasikan untuk berinvestasi saham, lebih baik tidak usah memaksakan untuk membeli saham. Uang panas sebagai modal berinvestasi sangat tidak kita sarankan, khususnya dalam berinvestasi saham, khususnya jika modal uang panas Anda berasal dari pinjaman.

 

2. Berhati-hati dalam Investasi Jangka Pendek

Berinvestasi saham pada prinsipnya adalah untuk jangka panjang, karena itu jika target Anda adalah untuk menarik uang Anda pada satu atau dua tahun mendatang, tidak kita anjurkan untuk berinvestasi di saham, karena belum tentu hasil investasi sepanjang dua tahun bisa mengimbuhkan hasil sesuai dengan yang Anda targetkan.

Dalam jangka pendek, harga saham bakal berfluktuasi, namun dalam jangka panjang, harga saham pada biasanya cenderung naik dan besar kemungkinannya harganya bakal lebih tinggi daripada harga sementara Anda membelinya. Untuk rancangan investasi jangka pendek pada saham, Anda bisa mempelajari bagaimana cara trading saham agar target jangka pendek Anda terpenuhi.

Bila Anda merasa tidak cukup percaya diri dengan trading sendiri untuk keperluan jangka pendek, dan Anda sebenarnya punya uang nganggur saat ini, Anda bisa menginvestasikan pada obligasi atau reksa dana yang fluktuasinya tidak setajam saham.

 

3. Batasi Diversifikasi Saham

Portofolio investasi saham yang tersebar sebenarnya berpengaruh untuk menurunkan risiko dan mendatangkan hasil yang memadai, namun diversifikasi portofolio yang terlalu banyak bakal merepotkan Anda, khususnya jika Anda adalah investor ritel. Bukan kemungkinannya sangat kecil cara tersebut justru mendatangkan kerugian saat Anda berinvestasi saham.

Mengapa demikian? Pada prinsipnya, mengetahui banyak hal adalah lebih baik daripada mengetahui sedikit. Dalam investasi saham, portofolio yang tidak terlalu banyak bakal lebih memudahkan daripada portofolio yang sangat tersebar.

Hal ini karena mengawasi portofolio investasi yang terfokus bakal lebih ringan dan berhati-hati daripada mengawasi portofolio investasi yang menyebar terlalu banyak. Portofolio sebanyak 5-10 saham lumayan untuk meminimalisir risiko.

 

4. Investasilah Bila Anda Yakin

Di saat Anda punya sebuah saham, pernahkah Anda memikirkan alasan Anda membelinya? beberapa orang barangkali bakal menjawab untuk mendapat keuntungan, namun keuntungan bukanlah yang semestinya Anda jadikan sebagai alasan utama. Keuntungan adalah target berasal dari berinvestasi.

Pada umumnya, investor yang bijak bakal membeli saham yang perusahaannya punya prospek yang cerah di era depan. Misalnya, industrinya sedang berkembang dan menjalankan ekspansi.

Selain itu Anda sebagai investor sebaiknya menyelidiki perusahaan yang sahamnya Anda pegang, jangan sampai Anda membeli saham dalam karung, yakni kondisi di mana Anda tidak mengenal seluk beluknya, namun memegang sahamnya untuk berinvestasi.

Bila perusahaan tersebut tidak berprestasi, sahamnya tidak bakal memberi keuntungan. Sangat kami anjurkan agar Anda membeli saham perusahaan yang punya fundamental yang kuat, di mana Anda bisa sangat percaya perusahaan tersebut punya manajemen yang bagus dan prospek yang cerah. Inilah yang semestinya menjadi alasan kuat Anda membeli sebuah saham.

Alasan kuat lain yang bisa Anda memperhitungkan adalah, seandainya perusahaan bagus berikut harga sahamnya terlalu jauh di bawah nilai wajarnya (undervalued). Jika Anda sudah meneliti sampai ke sini, maka Anda pun bisa dengan sangat percaya memegang saham dengan sangat yakin, bahwa saham ini bisa memberikan Anda keuntungan.

 

5. Jangan Membeli Berdasarkan Rumor

Salah satu hal yang susah Anda tepis dalam berinvestasi saham adalah rumor yang beredar perihal suatu saham, apalagi seandainya rumor itu Anda dapatkan dari rekan dekat Anda. Perlu Anda ingat, bahwa jangan pernah membeli saham hanya berdasarkan rumor belaka. Anda mesti meneliti ulang bagaimana fundamentalnya, apakah sesuai dengan rumor yang beredar.

Di saat Anda berinvestasi saham, pastikan Anda tidak sedang berspekulasi perihal suatu saham. Anda sedang menjalankan investasi, yakni saat pertimbangan Anda membeli saham mesti berdasarkan alasan yang rasional.

Dalam menghadapi rumor, sebaiknya Anda selalu waspada, karena Anda tidak sadar dari siapa rumor berikut beredar, dan apa target dari orang yang menyebarkan rumor tersebut.

 

6. Tidak Mengikuti Pasar

Salah satu hal yang juga susah ditunaikan adalah untuk tidak mengikuti pasar. Ada kalanya timbul perasaan terkucilkan seandainya Anda tidak memegang saham yang sedang panas dan tidak turut menuai keuntungan layaknya mayoritas investor pelaku pasar lainnya.

Sangat disarankan Anda selalu berpegang pada rancangan investasi Anda, karena fluktasi yang terjadi di pasar hanya bersifat jangka pendek, namun trend jangka panjang pada biasanya sesuai dengan fundamental perusahaannya masing-masing.

 

7. Tidak Melakukan Averaging Down Ketika Harga Jatuh

Averaging Down adalah upaya menaikkan portofolio saham dengan cara membeli kala harga sedang turun, agar harga rata-rata membeli semua saham menjadi lebih rendah dari harga membeli sebelumnya. Kelak seandainya harga sudah kembali naik, investor bisa menjualnya dan memperoleh keuntungan. Untuk lebih ringan menjelaskannya, mari liat tabel berikut.

Tanggal     Action     Volume (lembar)      Harga (Rp)         Nilai (Rp)

1 Feb           Beli                    1.000                                  1.200                   1.200.000
2 Feb          Hold                       –                                     1.250                            –
3 Feb           Beli                   1.000                                  1.165                     1.165.000
6 Feb           Beli                   1.000                                  1.140                     1.140.000
7 Feb           Beli                    1.000                                 1.100                     1.100.000
8 Feb           Beli                    1.000                                 1.020                    1.020.000
Harga rata-rata                                                                              1.125 5.625.000
9 Feb           Jual                   5.000                                 1.200                     6.000.000
Profit                                                                                                         3.750.000
Profit by %                                                                                                    6,67%

Tabel tersebut menyatakan simulasi seandainya investor melakukan Average Down. Pada hari pertama, investor membeli saham pada harga Rp 1.200 sebanyak 1000 lembar, sesudah itu saat harganya naik keesokannya, tidak dijual.

Pada hari-hari selanjutnya kala saham mengalami penurunan harga, investor melakukan Average Down 4 kali berturut-turut, masing-masing sebanyak 1000 lembar. Ketika harga ulang ke harga pembelian pertama, yakni Rp 1.200, investor menjual semua sahamnya dan memperoleh keuntungan sebesar Rp 375.000, dan mencetak menguntungkan sebesar 6,67%

Average Down sebenarnya salah satu langkah favorit dalam berinvestasi saham. Strategi ini bakal bekerja dengan baik seandainya harga meningkat sehabis turun lebih dari satu waktu. Masalahnya seandainya harga tidak langsung meningkat, maka averaging down justru jadi banyak menimbulkan kerugian.

Untuk menjalankan average down sebenarnya dibutuhkan kapabilitas kesimpulan yang lumayan untuk mengfungsikan langkah ini. Secara umum, sebaiknya Anda mulai menjalankan averaging down seandainya ada tanda teknikal pembalikan arah naik.

 

8. Jangan Takut Menjual Rugi

Investasi saham sebenarnya punya potensi kerugian relatif lebih kecil, namun potensi kerugian sebenarnya selalu ada. Walaupun merugi, ada satu cara untuk mengantisipasi kerugian agar tidak terlalu besar, yakni dengan memutuskan batas stop loss sesuai dengan profil risiko kerugian yang bisa Anda tanggung.

Misalnya Anda memutuskan batas stop loss seandainya kerugian sudah sebesar 5% sampai 10%, agar seandainya kerugian sudah mencapai kisaran angka tersebut, Anda bisa langsung menjualnya, agar Anda sudah mencegah kerugian Anda lebih jauh, dan Anda tidak menderita kerugian lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *